Tak Jadi Penghalang Walau Dalam Keterbatasan Berkomunikasi


Dalam menjalani hidup ini butuh perjuangan dan kerja keras agar bisa melanjutkan hidup meski memiliki keterbatasan sekalipun tak menjadi penghalang untuk itu semua. Seperti itulah kenyataan hidup yang dirasakan oleh seorang janda yang memiliki sebuah keterbatasan yang kerap dipanggil dengan sebutan Icik.
Semenjak kecil Icik tak pernah merasakan hidup selayaknya seperti yang dirasakan oleh teman-temannya yang bisa saling berinteraksi atau berkomunikasi secara normal dan ia juga tidak mempunyai teman yang banyak, disebabkan oleh keterbatasannya dalam berbicara. Bekerja keras banting tulang untuk menghidupi kedua anaknya seorang diri tanpa suami. Icik ditinggalkan oleh suami nya juga disebabkan karena keterbatasannya. Dulu sang suami mau menikahi nya dikarenakan hanya untuk kepuasan semata lalu ditinggalkan begitu saja.
Kedua orangtua Icik juga memiliki sebuah keterbatasan yaitu dalam berjalan. Namun sang ayah menemui ajalnya terlebih dahulu lalu ibunya menyusul sang ayah beberapa bulan kemudian setelah kepergiannya. Sungguh malang nasib Icik yang sudah ditinggalkan berkali-kali oleh orang terdekatnya dan kini ia harus tetap bersemangat untuk menjalani hidup.
Icik juga mempunyai 1 orang adik dan 1 orang kakak dan mereka juga sudah menikah. Hanya nasib Icik lah yang sungguh prihatin jika kita bandingkan dengan kedua saudara kandungnya. Meski hidupnya memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, namun Icik  tetap semangat  untuk bekerja karena masih ada tubuh yang bisa berfungsi dan dapat digunakan untuk mencari mata pencaharian, Semua itu semata-mata ia lakukan hanyalah untuk kedua anaknya.
Icik bekerja sebagai pencuci baju dan pembantu rumah tangga orang. Ia dipercaya karena pekerjaan nya yang rapi, bersih, dan rajin. Icik selalu disiplin untuk datang pagi-pagi kerumah majikan nya, itulah mengapa ia dipercaya orang dan selalu dicari jika sedang membutuhkan tenaga kerja seperti Icik. Pekerjaan apapun ia lakukan asal halal dan dapat membantu perekonomiannya. Icik tak pernah mengeluh ataupun bosan dengan pekerjaannya, karena hanya itulah yang dapat ia lakukan demi sebuah keberlangsungan hidup.
Di Desa Afd VI, Kec.Tamiang Hulu, Kab. Aceh Tamiang ia tinggal terkadang para pemuda di desanya sering mengganggu dan mengolok-ngolok dirinya karena keterbatasan yang dimilikinya. Terkadang omongan para tetangga dan warga sekitar perihal status perkawinannya yang tidak jelas juga masih sering dibincangkan karena suami nya kabur dan lepas tangan begitu saja  Namun, hal tersebut tak dihiraukan olehnya Icik hanya bisa bersabar dan bertawakal kepada Allah sang maha pencipta karena ia yakin bahwasanya semua cobaan yang telah diberikan pasti ada hikmah dibalik itu semua .
Terkadang jika ada orang yang tak mengetahui keterbatasannya banyak yang mengira Icik tuli karena jika seseorang tidak dapat berbicara atau bisu apa lagi dari lahir otomatis pendengarannya juga terganggu oleh sebab itu, Icik juga dikucilkan dalam pergaulan sehari-hari karena keterbatasannya dalam berbicara maupun mendengarkan.
Jangan menyerah dan tetap jalani hidup ini meski dalam sebuah keterbatasan sekalipun, karena hidup adalah anugerah terindah yang Allah berikan untuk kita.

0 Response to " Tak Jadi Penghalang Walau Dalam Keterbatasan Berkomunikasi"

Posting Komentar